S
ejak kalah telak dalam peperangan yang kesekian kalinya, aku lebih banyak diam merenungi nasib yang sudah di takdirkan. Bukan berarti aku menyerah begitu saja tapi aku lebih memilih diam dan menerima takdir yang sudah di berikan kepadaku. Takdir itu adalah sampai hari ini aku masih bekerja di kantor kursus bahasa jepang, yang telah membuat aku hidup sampai sekarang tanpa kekurangan apa pun dengan gaji standart UMR kota Surabaya.Seperti biasa aku masuk kantor telat setengah jam dari jam masuk kantor yang telah ditentukan jam delapan. Aku masih tetap bersyukur masih bisa bekerja seperti biasanya tapi faktanya aku tidak bersemangat untuk bekerja. Seperti komputer yang sudah terprogram aku mengerjakan pekerjaan yang monoton. Dimana semua yang aku kerjakan sudah terprogram dalam memory digital.