Monday, October 29, 2012

Telur

T
elur adalah makanan yang mengandung karbohidrat, protein dan delapan macam asam amino, sehingga berguna bagi tubuh apalagi untuk anak-anak dalam masa pertumbuhan. Sewaktu saya kecil dulu saya suka sekali makan telur, dari telur rebus, telur dadar dan telur mata sapi, semuanya saya suka.

Padahal sewaktu kecil dulu saya punya penyakit kulit kata dokter alergi terhadap telur sehingga kalau sehabis makan telur kulit saya langsung merah dan gatal-gatal. Sehingga saya tidak boleh makan telur. Tapi dasarnya masih anak-anak saya tidak menghiraukan larangan tersebut saya tetap makan telur kesukaan saya kapan pun saya ingin makan.

Meskipun begitu, kata dokter nanti kalau sudah gede alergi tersebut akan hilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. Te...re...ret...ternyata memang benar aku sudah tidak alergi lagi terhadap telur. Kayaknya malah kebal terhadap penyakit gatal tersebut.

Sampai sekarang saya masih suka dengan telur. Sampai-sampai di meja kerjaku ada telur puyuh yang kebetulan aku beli pas lewat di depan warung. Nggak tahu ya kenapa aku suka banget sama telur. Beli satu bungkus kurang saya beli tiga bungkus sekaligus yang isinya satu bungkus ada lima.

Kalau masak mie goreng pasti tidak pernah ketinggalan telur mata sapi yang melengkapinya. Kalau saya pulang Ibu ku pasti sudah hafal apa yang harus di hidangkan di meja makan biar saya tidak rewel dan makan di luar. Yang pasti telur harus tersaji di meja makan. Sudah gitu saya dengan lahapnya makan telur dadar di cocol sambal terasi khas buataan Ibuku.

Siang-siang gini membayangkan makanan jadi ingin pulang saya. Tapi harus nunggu minggu depan. Demi telur dadar dan sambal terasi.

Maak...aku muléh...!!!



Monday, October 22, 2012

Saya Bahagia Lahir & Batin



A
lhamdulillah saya sudah sembuh. Tapi saya masih belum aktif ngeblog setiap hari. Bahkan buka FB saja sudah jarang, itu dikarenakan saya sangat sibuk sekali, selain itu di rumah saya tidak punya koneksi internet. Jadi saya mengandalkan kucuran internet dari kantor.

Ngeblog itu sama kayak bahasa yang bersifat arbitrer dimana ngeblog itu manasuka. Arbitrer mempunyai arti manasuka, dimana tidak ada hubungan wajib antara lambang bahasa dengan konsep atau pengertian lambang bahasa itu sendiri (chaer 1994:45). Ketika mood lagi ingin menuliskan sesuatu, blog lah yang menjadi sasaran utamanya. Jadi ngeblog bersifat arbitrer. Jadi kapan pun, dimana pun saya ingin pasti ngeblog sesuka saya.

Hari gini kekurangan koneksi internet adalah hal yang sangat memalukan bagi saya. Karena saya ketinggalan informasi terkini yang update setiap hari. Miskin koneksi internet serasa hidup di pedalaman hutan yang jauh dari peradaban. Saya memaklumi itu semua karena saya juga baru sembuh dan saya menerima kekurangan yang telah di berikan kepada saya.

Ujian dan cobaan pasti di berikan pada umatNya. Termasuk saya salah satunya. Kemarin ponsel jadul saya jatuh dan almarhum untuk selama-lamanya. Padahal ponsel buatan Finlandia ini sudah pernah jatuh berkali-kali dan masih bisa di pakai. Tapi memang sudah sepantasnya tutup usia, karena umur ponsel ini sudah 9 tahun dari mulai dia lahir. Kini saya sudah tidak punya ponsel sama sekali. Menunggu datangnya ponsel baru sebagai komunikasi saya sehari-hari.

Ketika pulang kampung kemarin saya masih menemukan ponsel jadul lainnya yang tidak terpakai. Aku mencoba memakainya supaya bisa di gunakan SMS dan telpon saja. Alhamdulillah hidup lagi nomorku. Tapi dengan berat hati kontak yang tersimpan di sim card hanya sedikit, yang lainnya hilang semua. Beruntung saya masih membackup kontak secara manual dengan mencatatnya di buku telpon.

Hidup ini semua ada hikmahnya. Dimana seseorang yang mengerti dan memahami inti sari pati kehidupan yang sebenarnya, pasti akan mengikhlaskan dan berlapang dada tanpa ada keluhan. Karena semua barang yang akan kita pakai ini akan kembali lagi ke padaNya. Termasuk jiwa dan raga ini.

Saya sangat bahagia meski masih ada kekurangan yang ada pada diri saya. Bahagia bisa berkumpul bersama kedua orang tua yang masih hidup dan mencintai saya. Saya sempat menitikkan air mata karena saya belum bisa memberikan yang terbaik buat kedua orang tua saya.

Sampai detik ini aku masih dan tetap bahagia. Saya masih bisa minum es oyen yang sangat aku sukai meski saya baru sembuh dari radang tenggorokan. Saya tidak peduli karena saya berfikir positif "kalau memang sudah waktunya sakit ya pasti sakit". Dengan cuaca yang extrim di kota Pahlawan ini membuat saya tergoda untuk meminum es. Alhamdulillah segarnya...saya seperti hidup lagi setelah meminum es.

Saya Bahagia Lahir & Batin.

Monday, October 8, 2012

Aku Jatuh Sakit

Sehat itu
Mahal Harganya...

B
ulan Oktober aku disibukkan oleh serangkaian acara mendadak yang tidak terduga. Aku menjalaninya dengan suka dan duka. Kerja srabutan yang aku jabani tiap hari berjalan normal tanpa ada hambatan apa pun.

Ketika perhelatan pernikahan saudaraku usai dilaksanakan. Semua sanak saudara kembali keperaduan masing-masing untuk menjalankan aktivitas masing-masing seperti semula. Termasuk aku.

Waktu itu aku merasa sehat-sehat saja, tapi tanpa di sangka pada hari Kamis kira-kira jam 10 aku mendadak menggigil kedinginan. Aku terserang demam, badan menjadi kaku, Tenggorokan rasanya tersumbat, kepala pusing dan mata rasanya pedih sekali. Aku tersungkur di meja kerjaku. Aku mencoba minta bantuan ke rekan kerja ku untuk mengantarkan ke Rumah Sakit terdekat.

Sampai di Rumah Sakit yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor tempatku bekerja. Aku segera di periksa oleh Dokter Perempuan. Ditanyai segala macam keluahanku apa yang telah aku rasakan. Suhu tubuhku 39.8°C. Tensi darah ku normal. Yang aku rasakan sekarang hanyalah panas dingin, tenggorokan sakit, dan kepala berkunang-kunang.

Sesampai di kantor aku segera mengambil tas. Aku pamitan untuk pulang lebih awal. Kunci motor aku tinggal karena aku sudah tidak sanggup lagi naik motor dalam keadaan sakit dan cuaca panas yang sangat ekstrim. Taxi membawaku pulang dengan perlahan karena kalau jalan agak cepat dan kedapatan goncangan kepalaku rasanya sakit sekali. Inginnya agar cepet sampe rumah tapi goncangan akibat jalanan berlubang menambah penderitaanku saja.

* * *

Akhirnya aku sampai di rumah juga. Aku langsung naik ke kamarku di lantai dua. Kakak ku inginya aku tidur di lantai bawah saja agar kalau terjadi apa-apa bisa segera menolongnya. Tapi aku menolaknya dengan alasan di bawah berisik sekali karena keponakan sedang bermain-main, ada yang main PS, ada yang nonton TV. Bisa-bisa aku tidak bisa istirahat.

Aku resmi sakit ternyata. Aku terbaring sendirian di kamar atas. Tidak sempat menganti pakaian, aku mencoba untuk segera tidur agar tidak merasakan penderitaan. Semoga aku terlelap dan mendapatkan aku bangun sudah sehat seperti sedia kala. Amien...


Wednesday, October 3, 2012

Mengalah Itu Lebih Baik

M
endengar maraknya berita tawuran di TV gue jadi teringat masa SMA dulu. Gue itu orangnya yang anti tawuran banget, gue anak baik-baik tidak suka yang namanya tawuran. Terserah gue mau di katain anak banci atau penakut lah kagak masalah, asal elu jangan senggol gue aja. Jadinya "SEBA" Senggol Bacok aja nantinya. Gaswat!

Gue yakin dan seyakin-yakinnya kalau gue tidak punya musuh karena gue tidak suka ikut geng tawuran di sekolah SMA gue dulu. Tapi sewaktu pas gue nunggu angkot untuk pulang dari sekolah karena waktu itu gue tidak bawa motor karena motor lagi di pake orang rumah. Tiba-tiba gue di samperin sekitar kurang lebih lima anak. satu anak badannya tinggi dalam hitungan detik nonjok gue. "JROOOTTT" badanku terhunyung gontai, kepala langsung pusing mata berkunang-kunang.

"Heh...gue salah apa? elu tiba-tiba nonjok gue!" Teriak gue agak gemetar ketakutan. Jelas saja gue ketakutan setengah mati. Dari dulu gue kagak pernah dapat jotosan gratis seperti ini dan apalagi gue sendirian gak ada teman.

Mengetahui gue tidak berani melawan dan badanku gemetar, salah satu anak dari kelompok tersebut yang badannya kurus kecil mencegah untuk tidak menonjok gue lagi. Kemudian dia berkata "elu jangan berani-berani dekatin dia, apalagi bonceng dia". Lalu tanpa di suruh kelima anak yang menyerangku tadi nylonong pergi begitu saja tanpa ada bebaban. Gue bengong seketika dan berfikir apa maksud perkataan anak tadi.

* * *
Diam Bukan
Berarti Pasrah
dan
Mengalah bukan
berarti kalah

Besoknya gue mulai berfikir jernih lagi. Gue harus cari tahu apa maksud perkataan kemarin. Setelah gue selidiki ternyata anak yang nonjok gue kemarin itu suka pada cewek yang aku barengi pulang naik motor.

Jadi begini, gue sekolah waktu itu bawa motor. Secara jaman-jaman segitu anak SMA bawa motor masih langka dan wah karena bawa motor ke sekolah. Gue waktu itu kelas tiga sedangkan gadis itu sebut saja bunga (kasihan ya yang punya nama asli bunga selalu di jadikan nama samaran meski imejnya jelek atau tidak) kelas satu. Rumah gue nglewatin desa rumah bunga berada. Jadi dari pada jok motor ku kosong sia-saia aku tawarkan pada dia gue ajak bareng lumayan kan dari pada dia himpit-himpitan naik angkot.

Selidik punya selidik ternyata ada mata-mata di kelas bunga yang disuruh sama cowok yang nonjok gue kemarin. Kayaknya tuh cowok suka sama si bunga tapi bunga tidak merasa kalau dia di sukai cowok itu dan cowok brengsek tersebut bukan dari satu sekolah, melainkan anak dari sekolahan STM di kota, Sedangkan Sekolah gue ada di kecamatan. Gue tahu itu ketika gue satu angkot sama berandalan itu dan gue melirik badge yang nempel di bajunya dan kayaknya dia tahu siapa gue dan lirak-lirik nglihatin gue. Mungkin dia mikir "bukankah anak ini yang pernah gue tonjok dulu" masa bodoh gue acuh gak merhatiin dia lagi, gue alihkan pandangan mata gue ke jalan raya.

Sejak kejadian itu gue bener-bener kapok tidak mau mendapat masalah lagi. Akhirnya gue jadi cuek sama bunga seolah-olah gue gak pernah kenal dan gak pernah ospek dia. Gue akhirnya memilih untuk aman dan menghindari anak yang berkelompok yang merasa tidak gue kenal. Gue trauma dengan tojokan di muka gue. Seumur-umur baru sekali ini gue di tonjok tepat sasaran di muka gue. Maaf ya gue bukan pengecut yang lari dari masalah, tapi gue pilih amannya saja demi kesalamatan diri sendiri. Gue tidak peduli yang orang lain katakan terhadap gue, yang penting gue selamat.