Mendengar Ponari buka praktek lagi, berita yang dihantarkan dari mulut ke mulut sangat cepat secepat kiriman SMS. Terbukti tampak pada gambar, massa sudah memadati area pengobatan Ponari dari berbagai kalangan dan status. Dari pejalan kaki, sepeda, motor bahkan mobil. Tampak terlihat pada gambar betapa banyaknya orang yang masih lalu-lalang mencari pengobatan.
Begitu juga dengan para penjual aksesoris untuk berobat, seperti air mineral, ember mulai dari ukuran kecil, sedang hingga yang berukuran besar, sudah memadati sepanjang pinggiran jalan yang bergelombang dan berbatuan itu. Tampak pada gambar para penjual sudah menyiapkan daganganya dari hari Sabtu (14/3/09) karena sudah tahu kalau Ponari beraksi lagi, jadi para warga Balongsari dan sekitarnya siap grak mendirikan lapak daganganya demi mengais rejeki dari para pengunjung yang datang dari berbagai daerah untuk berobat.
Tak mau ketinggalan juga para penjual buku tentang cerita Ponari yang di jual seharga Lima Ribu Rupiah di terbitkan oleh Surabaya, tak kalah juga ikut menawarkan barang daganganya kepada para pengunjung yang lalu-lalang melewati jalanan itu, entah pengunjung yang datang berobat atau hanya sekedar ingin melihat-lihat saja tak luput dari tawaran sang bapak penjual buku cerita tentang Ponari. Anda ingin tahu isi buku cerita tentang Ponari tersebut? Tidak usah membelinya, karena jauh hari sebelum buku itu di terbitkan saya sudah menceritakan dalam Blogku. Ceritanya hampir sama persis seperti apa yang telah saya ceritakan dalam Blogku. Kalau anda belum membacanya buruan acak-acak Blogku, cari di daftar isi Blog ini. Kalau anda cerdas pasti bisa menemukannya.
Meski Ponari sudah dilarang oleh Majelis Ulama Indonesia wilayah Jombang dan Kepolisian Jombang untuk tidak buka praktek kembali, tapi keluarga Ponari tetap bersih kukuh membuka praktek pengobatan. Sampai berita ini diturunkan aku tidak melihat se orang pun Polisi atau Tentara yang berjaga di sana untuk mengamankan massa yang sudah mulai membanjiri Dusun Kedungsari Desa Balongsari Kecamatan Megaluh Jombang.
Harga tiketnya kini juga sudah berubah semula seharga Seribu Rupiah kini menjadi Sepuluh Ribu Rupiah. Setiap orang yang berobat di kasih tanda pengenal seperti name text yang di kalungkan di leher. Jadi tiap masuk tanda pengenal itu dipasang dan dilepas pada waktu selesai pengobatan. Begitu juga dengan cara pengobatannya, sepertinya tidak sopan. Habis dicelupkan kemudian dicipratkan ke muka pasien. Apakah sungguh tidak kurang ajar kah? Aku tidak tahu lagi harus berkomentar apa lagi.
Apa yang akan terjadi selanjutnya dengan kisah Dukun Cilik Ponari? Ikuti terus perkembangannya tentunya di Blog ini.
masih ad aja yang berpikir begitu ya??? mau jadi apa generasi kita ini (tears)
ReplyDeletesaya suka sama ponari, katanya bisa nyembuhkan orang sakit...
ReplyDelete@ari : Ya gitu dech kenyataanya, yang penting kita tidak ikut-ikut aja.
ReplyDelete@suryaden : Owh ya...dirimu suka Ponari ta? Hayuk kerumahku tak antar ke Ponari. Wakakakak....
wah...seep..bisa praktek lagi....semoga masyarakat yang kesana tetep berpegang teguh bahwa ALLOH yang menyembuhkan...bukan batunya POnari!!!
ReplyDelete@supris : Amin 3X.
ReplyDeleteponari oh ponari, ceritamu tiada berakhir he..he..
ReplyDelete@arifudin : Ponari gag ada habisnya, gag tau kapan habisnya. Heheheheh....
ReplyDeletewah.. bener-bener dah ni anak..
ReplyDeletemu nyari sensasi kayak syeh puji aje..
ck ck ck..
mungkin dy musti kuliah kedokteran aja kali yah~
wahhh kaya mendadak dong
ReplyDeletewah hebad ponari... tanpa punya blog bisa jadi kaya
ReplyDelete@renspandy : Mungkin juga ya.
ReplyDelete@BRI net : Yup kaya mendadak.
@suwung : Yup kang, kaya gara-gara jadi dukun.
seneg bgt mas ngikutin perkembangan ponari..ponari sweat :D ohohohohohoho
ReplyDeleteweleh ponari maneh ... bosen dan membuat bangsa tambah goblok aja ... hehe
ReplyDeleteYang pasti Ponari adalah korban...masa bermain dengan teman2nya terenggut oleh kesibukannya mencelupkan batu bertuah...
ReplyDeleteponari adalah korban eksploitasi anak...
ReplyDeletejadi kasihan melihatnya tapi perilakunya juga tdak sopan trhadap pasien...
ngak ngikut jadi dukun pak? dukun blog maksudnya
ReplyDelete@b43r : Bukannya seneng, tapi secara satu kecamatan jadi ya mau ngak mau tahu perkembangan Ponari.
ReplyDelete@aRai : Ya tambah GOBLOG, yang penting aku ndak ikut-ikut kan.
@zenizeni : Terserah mau jadi korban apa, yang penting kita ndak ikut campur toh.
@anggi : Yang ekploitasi juga ortunya dewe, jadi ya biarkanlah saja. Kita lihat saja apa yang terjadi selanjutnya.
@bri-net : Ngapain jadi dukun? kurang kerjaan aja.
Harap maklum, ini indonesia..
ReplyDeleteHahaha
Mungkin itu yg akan dikatakan pihak2 terkait..
Hahaha
Kalo rumahku deket, udah buat lapak, jualan gorengan, koran, minuman, dan lahan parkir tuch.
Hahaha
kalo ada yg bilang itu mukjizat, udah keblinger orang itu...yg hanya bisa dapet mukjizat kan cuma nabi...mari luruskan dan murnikan tauhid
ReplyDelete@rampadan : Sip Ram lahan keuntungan.
ReplyDelete@adinxtm : Siapa yang bilang mukjizat? Aku gag pernah bilang loh.
Terus Soal berita Ponari mau Ngempet Lapindo Gimana tindak lanjutny?
ReplyDelete@Noe2 : Iya itu masih dalam proses. Katanya sih begitu, tapi kita tunggu aja berita selanjutnya. Aku juga belum tahu pasti.
ReplyDeletewah makin semena-mena ya
ReplyDeletesemoga aja bermanfaat
ReplyDeleteWah... Sungguh benar2 fenomenal tuh Ponari...
ReplyDelete@ar_eRos : Ya gitu dech.
ReplyDelete@hanstoe : Amin 3x
@mamas86 : Yup. Memang.
wow harga tiket 10rb
ReplyDeletepadahal di berita2 p0engunjung perhari biosa nyampe 3000
berarti pndapatan perhari 30.000.000 .. subhanallaah
@caLista : Ya gitu dech kenyataanya. Pintar berhitung ya ternyata. Wakakakak....
ReplyDelete@mymonas : Kalau no comment, ngapain mampir dimari Om? (lempar tugu monas)