K
ira-kira apa yang di benak kalian kalau melihat gambar di atas? bagi kaum hawa mungkin bertanya-tanya gambar apa gerangan? Itu adalah gambar Urinoir. Urinoir adalah tempat pipis pria dan adanya cuman di toilet pria, nggak mungkin kan urinoir ada di toilet wanita #Jayus.
Long long ago...gue pertama kali kenalan sama Urinoir sungguh sangat kaget bukan main. Masalahnya gue di besarkan di keluarga muslim dan di ajarkan kebersihan setelah buang air kecil harus di bersihkan pakai air. Gue mikir gimana cara membersihkan setelah habis pipis?
Gue punya akal, dengan cara menekan tombol kran air dan tangan gue tadahkan di bawahnya yg terletak di atas urinoir sehingga gue bisa membersihkan sehabis pipis. Mungkin agak terlihat sedikit menjijikan ya bagi yang melihatnya tapi apakah orang sedang pipis dilihatin gitu? sudah lewatkan saja. Hahahaha...
Meski sudah di bersihkan dengan air dari kran urinoir tadi, gue juga bawa tisue untuk membersihakn tadi karena gue tidak terbiasa kalau basah. Gimana ya...pokoknya safety aja deh demi kebersihan. Biar gue dikatain seperti anak cewek yang penting gue bersih. Bukankah
النظافة من الإيمان
"Kebersihan sebagian dari Iman"
Seiring kemajuan jaman, tidak hanya ponsel saja yang berkembang tapi urinoir juga mengalami perkembangan. Dewasa ini banyak urinoir yang sudah menggunakan sensor tubuh sehingga air mengalir begitu saja jika kita hendak pipis di hadapannya.
Jadi tombol kran yang terletak di atas sudah tidak ada, sudah di desain sedemikian rupa. Ketika gue masuk ke toilet pria gue tidak langsung pipis gue pura-pura cuci tangan dulu di wastafel maksud saya melihat situasi keadaan urinoir tersebut. Apakah sesuai dan layak di gunakan atau tidak. Yang pasti gue test dulu apakah airnya keluar dengan sempurna apa tidak. Kalau tidak keluar airnya baru gue lari ke bilik toilet closet.
Nah...permasalahannya adalah, kalau tolet sedang ramai kayak pasar. Gue benci banget bila urinoir tersebut tidak mengeluarkan air ketika kita sudah di hadapannya. Mataku berkeliaran mencari sumber sensor tersebut. Ada model urinoir yang sensornya ada di atas seukuran dada berwarna hitam. Pernah gue gesek-gesek dengan tangan dengan maksud sensor suhu tubuh dari tanganku bisa mengeluarkan air. kadang airnya keluar tapi kasusnya lebih sering tidak keluar airnya. Sampai teman di sebelahku teriak "kamu geser dulu gih trus balik lagi nanti pasti keluar airnya". Gila aja masak menggeserkan badan sambil pegangin Mr.P. Hadeh...!!!
Tapi kenyataanya memang benar, gue lihat temaku bergeser sedikit sambil nutupin anunya dan alhasil keluarlah air dari urinoir. Busyet dah...kalau toiletnya rame kayak apa jadinya. Makanya gue selalu ambil tisue toilet sebelum pipis demi diriku sendiri. Whatever apa kata mereka.
Mungkin gue aja kali belum siap menerima kemajuan jaman terutama dalam hal sepele tentang alat pipis pria ini. Hahahahaha... kalau gue mikir-mikir alat ini nggak cocok buat pria muslim. Itu cuman anggapan gue saja loh, jangan di debatkan. Nggak penting kan? Semoga pengalaman ini tidak terjadi pada kalian.
benar untuk ypoint akhir, karena itu hanya menularkan najis pada seluruh kulit yang di basuh. maka ada benarnya mending pakai debu, karena air akan kering terisap oleh debu
ReplyDeletesetuju dg kesimpuln ahirnya,, tidk cocok utk pria muslim,, krn sunnahnya sambil duduk bkn sambil b'diri... :)
ReplyDeletedekat dekat situ kan suka ada wastafel bro
ReplyDeletejarang kan wastafel ga ngocor airnya
pindah aja kesitu
hahah...
*sambit sandal...
Ini postingan gokil banget, padahal cuman bicarain urinoir.. haha.. gw sampe sekarang belum nemuin tuh urinoir yang pake sensor tubuh. Dan sama, gw juga benci kalo airnya gak ngalir. Tapi itu udah gw siasatin sekarang, setiap mau pake urinoir, gw selalu cobain tombol airnya dulu.. wekekekkek..
ReplyDeletebaru tau malah ada toilet ginian, bukan laki-laki sih :D #eh
ReplyDeletegmn kalau nemu urinoirn yg nggak pakai air, karena ramah lingkungan, lebih ribet lagi kan. :D
ReplyDeleteKalau urinoir nya pake sensor, saya lebih memilih masuk ke toilet nya sih... jadi bisa tetap punya akses terhadap air dan tisu
ReplyDeleteSip! Betul Cipu kun, saya juga lebih memilih ke bilik toilet lebih privacy.
DeleteUntung gw cewek jadi ga harus ribet sama benda gituan hahahaaa
ReplyDeleteSyukurlah Mil kamu gak harus nemu benda ribet seperti itu. Hahahahaha...
Deletegw belum pernah ketemu ama urinoir yang pake sensor"an itu, tapi kalau ketemu mending buang air di kamar toiletnya aja.. :|
ReplyDeleteWedewww....ternyata ribet yak...baru tahu.... saya paling sebel dengan toilet yang pake sensor di wastafelnya karena kalau pas cuci tangan suka nggak tahu bagaimana supaya airnya keluar dengan lancar. Tapi seumur2x sensor wastafel paling aneh yang pernah saya temui ada di kota kecil di Italia, setelah bolak-balik cari sensor dan menyerah setelah keluar toilet baru hubby kasih tahu kalau di Italia banyak yang pake sensor di.... lantai, alias harus tarik tuas atau pencet tomnbol di lantai.... siapa coba yang kepikiran cari2x di lantai?... :D
ReplyDeleteHahahahahah...Kayak nyari apa coba ke lantai. Nggak kebayang kan, kalau sensornya ada di lantai. Emang ada-ada saja sistemnya.
DeleteWah, saya selalu lebih memilih masuk bilik kloset daripada harus berdiri di depan urinoir.. Nggak nyaman aja buang air sebelahan sama orang lain, ada yang kerasa aneh dalam hal privasi..
ReplyDeleteBahkan parahnya, sekarang penggunaan urinoir juga ada di Mushola!!!!
Iya sih awalnya aku juga risih pipis bersebelahan sama orang lain yang tidak di kenal. Tapi ya mau gimana lagi bilik toilet sudah full. Dan posisinya sudah kebelet.
DeleteIya, makanya jaman sekarang ini perlu digalakkan, ANTI URINOIR BERDIRI atau apalah selain kampanye menutup aurot. Percuma dong yg wanitanya jilbaban, tapi laki2nya jibrat najis dari urinoir macem begini.. jujur aku gapernah kencing rame2 begini. Gak pernah. Kencingnya gak keluar haha.. malu...
ReplyDeletepostingan menarik eniwei..
(dzofar.com)
Hahahahahaha....Sahabatku Ndop, biasanya di Nganjuk pipisnya di kakus kan. (peace adik bro)
DeleteTrus Ndop kalau ke Mall Surabaya kalau kebelet Pipis dimana? (stupid question)
awalnya aku juga bingung waktu berhadapan sama urinoir itu. urinoir XXI. huh... tapi setelah 2-3 kali makai akhirnya dapat solusi juga.
ReplyDeletepertama ambil tissue. basahi pakai air di wastafel, tapi jangan diperas. cukup sampai airnya nggak menetes. trus ambil 1 tissue kering lagi, tujuannya buat tatakan naruh tissue basah td. trus taruh diatas urinoir, atau dipegang aja. setelah habis kencing, peras tissu basah tadi diatas ujung lubang private kamu, jgn sampai kena, cukup kucurkan di atasnya saja. sudah, selesai. bungkus pake tissu kering tadi. jadi tissue basah sama kering nya gak kontak sama tubuh, jd masih bersih. lalu buang ke tempat sampah. klo bisa lakukan serahasia mungkin karena tissue basah agak nggak enak dilihat orang lain.
kalau mau lebih 'bersihan' lagi dan lebih enak dilihat orang lain, bawa klip plastik obat, beli di toko plastik. klo bisa yg warna2, bukan transparan. nanti isi air di wastafel. trus pakai buat ngguyur private kamu. trus buang. beres. jgn lupa cuci tangan pakai sabun.
Oke juga loh ya saran Marco. Tapi tidak semua orang mau seribet itu. Terima kasih sarannya. Bagus untuk di coba. Tapi aku cukup bawa tisu aja sudah cukup.
Delete