Gadget Merenggut Segalanya

A

khir-akhir ini kita sudah seperti kehilangan dunia kita sesungguhnya. Dimana saat kita bertemu seseorang tidak saling menyapa, mereka sibuk dengan dunianya masing-masing, terutama sibuk dengan gadgetnya. Itu aku alami ketika smartphonku rusak. Yaahh.... jadilah aku hidup tanpa smartphone.

Mungkin sebagia orang menganggap "itu bukan urusan gue" ketika aku tidak punya smartphone. "Itu adalah masalah loe". Iya benar itu adalah masalahku sendiri. Kenapa sampai rusak dan kenapa tidak beli smartphone baru lagi. Itu semua karena keterbatasan dana. Aku harus puasa dulu untuk mendapatkan smartphone baru.

Kejadian itu aku alami saat-saat masa kritis.... ciiieeee.....kiritis....kayak mau sekarat aja. Ya itu saat tangan tidak pegang handphone. Saat dikeramaian pas kumpul sama saudara sendiri pun, semua pada pegang benda yang di puja-puja itu. Trus aku bengong sedirian tanpa adanya komunikasi sepatah kata, karena semua pada sibuk dengan benda ajaib tersebut.

Saat itu, aku menyadarinya."Beginikah rasanya dicuekin dan tidak bisa ngapa-ngapain selain duduk diam dan memperhatikan orang sekitar mengelus-elus benda ajaibnya masing-masing?" Seketika itu hatiku berontak "harus beli smartphone baru. HARUS beli pokoknya." Dengan cara apa pun harus beli. Kecuali mencuri tentunya, amit-amit jabang baby demi smartphone aku harus mencuri dan masuk bui. Nggak deh.

Mau tidak mau aku harus melalui bulan-bulan tanpa pegang smartphone. Padahal kalau dipikir-pikir, dulu hidup tanpa smartphone fine-fine saja tapi jaman sudah berubah. Meski aku hidup fine-fine aja tanpa smartphone, tapi masih ada aja yang kurang dan menjadikan hidup tidak fine. Bukan masalah mau mainin game atau sosmed via Smartphone. Bukan!!! Contoh simpel aja orang terdekatku tidak bisa menghubungi aku kapan saja dan dimana saja dalam satu kali dua puluh empat jam. Begitulah hidup, pasti ada sebab dan akibatnya. Selama aku menjalani dengan ikhlas pasti ada hikmah dibalik semua itu. Amin.

Copyright © Ainur Rofiq 2007-2014