Yang Mahal Banyak

S

udah 3 abad lamanya dan sudah dua galon obat serangga yang aku tenggak. Tapi hasilnya batuk ku gak kunjung sembuh. Apa ada yang salah dengan obat yang aku minum, atau antibody ku sudah sangat lemah untuk menaggkal dari penyakit ini. Padahal obat yang aku beli tergolong mahal harganya dalam ukuran 100 mL atau memang penyakitku sangat bandel. Entah lah yang pasti aku sangat stress dengan penyakit ini.

B

iasanya kalau seseorang sudah terkena batuk pasti akan menjaga pola makanannya. Sebenarnya pas awal gejala batuk aku sangat menjaga sekali makanan dan minuman yang akan aku makan. Sampai-sampai aku merelakan tidak minum es campur di saat terik matahari menyengat, juga tidak berani mencicipi gorengan yang aku suka. Gara-gara habis dua galon obat dan batukku tidak kunjung sembuh akhirnya aku sudah tidak menghiraukan lagi, aku minum es sepuasnya dan makan makanan yang mengandung minyak sepuasnya. Nikmat sekali...

S

ampai di situ aku masih mencoba membeli obat yang murah alias generik. "Yang mahal banyak, yang bagus? tidak ada" (korban iklan). Apa yang terjadi saudara-saudara setelah aku meminum obat generik tersebut? "Bim Salabim jadi apa, prok...prok...prok" batuk ku berangsur-angsur sembuh. Paling tidak aku sudah tidak terjaga lagi di tengah malam gara-gara batuk yang sangat menggelitik. Dari batuk berdahak 100% berkurang menjadi 10% sisanya masih dalam taraf penyembuhan.

T

ernyata obat mahal itu tidak menjadi jaminan bisa menyembuhkan penyakit yang membandel. Buktinya dengan obat generik penyakit yang aku derita berangsur-angsur sembuh. Bukan sulap bukan sihir, tapi ini bukti nyata. Selebihnya karena penyembuhan dari sang pencipta. Apapun bentuk penyakit yang kita derita harus kita syukuri, karena semua itu pemberian dari Allah SWT.

K

ata nenek-nenek sehat itu mahal harganya. Memang benar, sehat itu sangat mahal maka dari itu kita harus menjaga tubuh kita agar tetap sehat selalu.

Copyright © arqu3fiq 2011