Hari Ulang Tahunku

B

umi telah memainkan perannya dengan baik, berputar dua puluh empat jam selama tiga ratus tiga puluh lima hari. Dan kini tinggal beberapa jam lagi genap sudah menjadi tiga ratus tiga puluh enam hari. Itu berarti usiaku sudah tidak muda lagi. Dalam hitungan jam aku berulang tahun.

Ya, aku ulang tahun besok, dan aku semakin terpojok menghadapi kenyataan ini. Kenyataan pahit yang harus aku telan mentah-mentah. Betapa tidak pahit, semua aku lalui dengan susah payah mempertahankan kehidupan untuk mencapai kebahagiaan. Meski kehidupan yang aku lalui tidak semulus yang aku bayangkan, dan sekali lagi, tanpa ada rasa penyesalan yang paling dalam, aku masih tetap bersyukur kepada Allah SWT walau kebahagian tak sebanding dengan penderitaan yang aku alami. Hanya diary digital inilah yang menemaniku dikala suka dan duka. Dan intinya aku bahagia dalam sekala menengah. Itu menurut penilaianku.


Harapan apa yang aku minta dalam usiaku yang ganjil ini? aku tidak muluk-muluk, hanya kebahagiaan saja yang aku minta. (tertawa bahagia menggambarkan kesedihan) Sungguh ironis memang, tapi mungkin semua tahu dengan uang kebahagiaan bisa di beli. Dan mungkin juga ada sebagian orang yang tidak setuju kalau uang bisa membeli kebahagiaan. Aku menghargai semua pendapat itu, tergantung individu kita masing-masingbagaimana menyikapai suatu permasalahan. Oke...Fine! intinya kita butuh uang untuk hidup.

Ngomong-ngomong tentang ulang tahun, aku sangat terharu dengan moment perayaan ulang tahunku ketika aku bekerja awal-awal di kantor ini. Aku sempat menitikkan air mata, betapa tidak, seumur-umur aku tidak pernah menerima kado ulang tahun dan meniup lilin. Aku bahagia banget waktu itu mengetahui kalau semua orang kantor perhatian sama aku.

Dari kecil aku tidak pernah merayakan ulang tahun, Aku tidak pernah merasakan saat-saat indah meniup lilin di atas kue tart yang dihiasi oleh bunga-bunga cokelat yang manis. Hanya meniup lilin saat lampu di rumah kembali menyala setelah pemadaman dari PLN. Aku tidak pernah tersenyum lebar saat menerima kado ulang tahun dan aku tahu itu karena kebiasaan seperti itu tidak ada dalam keluargaku sehingga aku tidak menuntut macam-macam. Apakah aku salah telah dilahirkan di keluarga yang jauh dari budaya perkotaan. Dan apakah aku salah tidak menuntut orang tuaku untuk merayakan pesta ulang tahunku pada waktu itu. Tidak! aku tidak salah, karena semua itu benar dalam didikan orang tuaku.

Saat mengetahui hari ulang tahunku telah tiba, aku sengaja berdiam diri tanpa memberitahukan kepada orang kantor. Jam kantor sudah menjukkan pukul empat menandakan saatnya aku undur diri. Aku dikejutkan oleh alunan lagu "Happy Birthday" dari seorang mbak rekan kerja yang membawa sepotong kue tart dan diatasnya ditancapkan sebuah lilin. Seketika itu aku kaget dan terharu. Aku nggak menyangka kalau ada kejutan yang membuat mataku berkaca-kaca. Aku mencoba menahan aliran air mataku supaya tidak meleleh keluar. Satu persatu mengucapkan selamat kepadaku. Aku hanya bisa membalas ucapan terima kasih kepada semuanya. Dan puncaknya, aku menerima kado. Kata mereka kado tersebut tidak seberapa. Bagiku apa pun pemberiannnya aku terima dengan ikhlas dan bahagia. Well...itulah pertama kalinya dalam seumur hidup aku menerima kado dan meniup lilin di atas kue tart. Aku tidak bisa menyembunyikan kebahagianku waktu itu.

Semuanya tampak indah bila saat itu datang tepat pada waktunya. I love you Dad & Mom, I always be the best just for you.

Copyright © arqu3fiq 2012