Sunday, August 17, 2008

Mengunjungi Rumah Ryan Sang Jagal

Namanya Ferry Idam Henyansyah alias Ryan. Pria umur 30 thn asal Dusun Maijo, Desa Jatiwates, kecamatan Tembelang, kabupaten Jombang. Aku tidak akan bercerita banyak tentang Ryan, karena mungkin semua juga sudah mengetahui dari media televisi atau berita di Koran lainnya.

Minggu (17/08) siang jam 11 WIB, awalnya Aku tidak berniat mengunjugi rumah Ryan, karena tujuanku semula mengunjugi teman ku SMA yang sudah lama tidak bertemu. Kebetulan sekali rumah Ryan tidak jauh dari rumah temanku kira-kira berjarak 30 meter, yang di apit oleh sawah yang di tanami pohon tebu. Akhirnya Aku menyempatkan diri untuk melihat sebentar apa gerangan yang terjadi di rumah Ryan hingga menyita perhatian publik selama dua pekan.

Menurut informasi dari temanku Ryan di desanya sehari-hari di panggil Yansha. Dia jarang bergaul dengan para pemuda sekitar. Dia jarang di rumah hanya sebentar saja dan itu pun hanya mengajar mengaji anak-anak TPA di masjid sebelah rumahnya. Besoknya sudah tidak ada di rumah lagi. Entah pergi kemana lagi Dia, tetangganya juga tidak menghiraukan kerena sikapnya yang pendiam.

Begitu masuk pintu gerbang Desa Jatiwates, di setiap sudut terpampang tanda “ke arah Ryan” seperti foto yang aku ambil di bawah ini. Entah di tikungan, jalan aspal, sampai dinding warung tidak lepas dari sasaran tanda bertuliskan “Ryan”. Berikut foto-foto yang aku ambil selama di rumah Ryan.


Gbr.1 Gapura pertama menuju rumah Ryan.


Gbr.2 Tanda arah ke rumah Ryan yang di tulis dengan cat di aspal jalan.


Gbr.3 Warung tak luput dari sasaran di tulisi dengan cat tanda arah ke rumah Ryan.


Gbr.4 Gapura ke dua menuju rumah Ryan.


Gbr.5 Menuju ke lokasi Ryan


Gbr.6 Tanda yang di pasang di gapura ke dua.


Gbr.7 Jalan Melati menuju rumah Ryan terpasang di gapura ke dua.


Gbr.8 Nama desa yang terpampang di tiap-tiap gapura.

Setalah sampai di rumah Ryan, kita di sambut oleh tukang parkir untuk di perintah memarkirkan motor atau mobil supaya aman dan tertib. Pada hari itu pengunjungnya lumaya juga, tapi tidak seperti minggu pertama dan minggu ke dua, pengunjungnya padat sekali hingga berdesak-desakan.


Gbr.9 Poster Penitipa Sepeda yang di pasang di pinggir jalan.


Gbr.10 Karcis parkir yang di buat oleh pemuda Jatiwates.

Menurut informasi dari teman ku pada minggu pertama parkiran per harinya rata-rata mendapat Rp. 3 Juta. Dan pada minggu kedua rata-rata mendapat 1 juta. Sebagian dari hasil parkir tersebut di sumbangkan ke masjid-masjid. Wow hasil yang sangat lumayan banyak bagi Desa Jatiwates.


Gbr.11 Tampak depan rumah Ryan yang menghadap ke utara dengan pintu halaman rumahnya yang dipagari bambu.


Gbr.12 Toko/Kios Ibu Ryan yang ada di depan rumah.


Gbr.13 Tampak depan rumah Ryan dengan Jelas.


Gbr.14 Tampak depan agak ke samping kanan rumah Ryan.


Gbr.15 Kolam ikan yang ada di halaman depan rumah Ryan.


Gbr.16 Tampak depan kamar Ryan.


Gbr.17 Ruang tamu rumah Ryan.


Gbr.18 Tampak pintu kamar Ryan berwarna putih di sebelah almari di depan ruang tamu.


Gbr.19 Tampak pintu kamar Ryan di lihat dari dalam kamar.


Gbr.20 Tampak kamar Ryan di lihat dari sampig.


Gbr.21 Tampak ruangan yang di gali di dalam kamar Ryan.


Gbr.22 Tampak sejumlah foto-foto Ryan yang terpampang di dinding kamarnya.

Tampak sejumlah poster himbauan dari Kepala Desa Jatiwates, yang di temple di tiap-tiap sudut. Seperti terlihat pada foto di bawah ini.


Gbr.23 Himbauan tampak Jelas tertempel di dinding.


Gbr.24 Himbauan di temple di pintu belakang rumah.


Gbr.25 Himbauan di temple di kaca depan rumah.

Pada penggalian mayat yang di ketemukan 6 mayat, tepatnya minggu ke dua. Para pengunjung dari tetangga desa berduyun-duyun melihat prosesi penggalian mayat tersebut. Sehingga pita “police line” yang di pasang melingkar di tiap penjuru TKP rusak di giles masa yang ingin mengetahui prosesi tersebut. Tampak sejumlah “police line” yang sudah putus-putus seperti terlihat pada foto di bawah ini.


Gbr.26 Pita police line di sebelah barat.


Gbr.27 Pita police line di sebelah utara.


Gbr.28 pita police line di sebelah timur di belakang kamar mandi dekat septict tank.


Gbr.29 Pita police line di pohon bambu.


Gbr.30 Pita police line yang tersangkut di pohon salak.


Gbr.31 Di sinilah mayat 1 ditemukan.


Gbr.32 Sandal yang di temukan bersama dengan mayatnya, menurut bapak salah seorang warga yang menggali lokasi ini.


Gbr.33 Tampak anyaman bambu yang di pakai menutupi mayat dan seutas tali yang di pakai mengikat mayat. Tempat ini dulunya kolam ikan. Sehingga panggalian ini yang paling dalam.


Gbr.34 Di TKP III tempat di ketemukannya mayat ibu dan putrinya di samping septick tank. (Huft... That's me again, Heheheh...)


Gbr.35 Septick tank yang di pakai alas untuk membanting anak kecil.


Gbr.36 Tempat di ketemukan mayat 2.


Gbr.37 Tempat di ketemukan mayat 3.


Gbr.38 Karung yang di pakai membukus mayat.


Gbr.39 Tampak kandang ayam belakang rumah.


Gbr.40 Tampak di dalam kandang ayam.


Gbr.41 Tampak kamar mandi belakang rumah, yang terpisah dari rumah.


Gbr.42 Tampak cermin di dalam kamar mandi.


Gbr.43 Tampak toilet yang tidak terawat di dalam kamar mandi.


Gbr.44 Tampak sejumlah foto-foto Ryan yang di jual di halaman.


Gbr.45 Tampak sejumlah pedagang makanan yang berjualan di samping rumah Ryan.


Gbr.46 Tampak halaman belakang rumah Ryan yang sangat angker.

Demikian foto-foto yang aku tampilkan, langsung di ambil di lokasi kejadian tanpa ada rekayasa. Semoga dapat menjawab keraguan para pengunjung blog. Sekian dan terima kasih.

Copyright © arqu3fiq 2008


3 comments:

  1. yew!
    masih ngeri juga sih liat poto TKP na..
    palagi masih ada karung pembungkus mayat..
    Yang paling miris,, Kasus Ryan yang jadi sumber pendapatan desanya,
    is that okay to make money from crime???

    ReplyDelete
  2. wow .. laporannya komplit, kayak nonton laporan dr TV saja, thanks ya

    ReplyDelete