Thursday, August 25, 2011

Budaya Menukarkan Uang Baru

Calo Uang Baru
Calo penukaran uang di pinggir jalan

Pemandangan yang terlihat pada gambar diatas sudah biasa terlihat di kota-kota besar lainnya terutama di kota Surabaya. Jasa penukaran uang baru yang marak terjadi ketika mendekati lebaran. Mereka melayani jasa penukaran uang dengan mengambil keuntungan 10 ribu sampai 20 ribu. Sangat mahal memang. Meskipun uang yang kita tukarkan berkurang dari jumlah nominal yang kita tukarkan, tapi orang-orang yang tidak mau bersusah payah antri di bank mau saja menukar uang mereka demi mendapatkan uang baru.

Berdasarkan penelusuran saya, Di Surabaya saja tersebar di seluruh penjuru wilayah Surabaya, seperti :

  • di kawasan Monumen Tugu pahlawanm yang tersebar di sisi utara, selatan, timur dan barat Monumen Tugu pahlawan.

  • di Jl. Indrapura depan kantor DPRD dan di depan sekolah TA'MIRIYAH.

  • di Jl. Rajawali di depan Hotel IBIS dan di depan JMP (Jembatan Merah Plaza).

  • di sepanjang Jl. Arjuna tepatnya di depan pengadilan Negeri Arjuna.

  • di daerah sekitar terminal Bratang.

  • di daerah Wiyung depan karaoke Suka-suka atau Pertokoan WETA.

  • di sepanjang Jl. A. Yani tepatnya di Cito mall, Royal mall dan GIANT Hypermarket, dan masih banyak lagi tempat yang belum saya ketahui.

jasa penukaran uang baru


Kalau saya pribadi, menukarkan uang baru di Bank Bank resmi yang telah di tunjuk sebagai tempat penukaran uang baru. Seperti yang telah saya pantau, Bank resmi tersebut tidak mengambil keuntungan dari penukaran uang tersebut, tetapi mereka meberlakukan aturan "jumlah maximal". Tujuan ini dimaksudkan demi menghindari para calo-calo penukaran uang baru.
lembaran uang rupiah
Lembaran uang rupiah


Jumlah maximal tersebut berbeda di setiap Bank. Seperti pada Bank BNI mereka meberlakukan maximal satu bendel pecahan rupiah dalam sekali tukar, misalnya satu bendel pecahan 1.000 yang berjumlah 100 lembar, satu bendel pecahan 2.000 yang berjumlah 100 lembar, satu bendel pecahan 5.000 yang berjumlah 100 lembar dan satu bendel pecahan 10.000 yang berjumlah 100 lembar. Sedangkan pada Bank EKONOMI mereka meberlakukan maximal 5 juta rupiah dalam sekali tukar, terserah pecahan berpa pun. Begitu juga dengan jam penukaran uang berbeda-beda jam nya pada setiap Bank. Pada Bank BRI jam 08.00 ~ 12.00. Pada Bank BNI jam 08.00 ~ 14.00. Sedangkan pada Bank EKONOMI jam 08.00 ~ 11.00.
antrian bank
Antrian penukaran uang baru di Bank


Dengan aturan seperti itu para customer yang ingin menukarkan uang baru juga tidak terlalu banyak yang antri panjang, seperti yang terjadi di Bank BNI Ketintang jumlah customer yang menukarkan uang baru setiap harinya sekitar 5 sampai 10 orang per hari. Pada Bank BRI Ketintang sekitar 10 orang sampai 20 orang per hari. Sedangkan pada Bank EKONOMI sekitar 5 sampai 10 orang per hari.

Bagi orang yang tidak mau mengantri pasti pilihan jatuh pada para calo tersebut. Tapi dengan aturan yang di berlakukan Bank antrian panjang tidak sampai terjadi. Pihak Bank juga mudah melayani para customer baik yang menukar uang baru maupun yang mau menabung, mengambil uang atau transfer. Begitu pula sebaliknya bagi customer tidak akan kecapekan dan kelelahan dalam mengantri dan tetap menjalankan ibadah puasanya dengan sempurna.

Dalam kasus ini, sebenarnya menukarkan uang baru itu tidak sebegitu penting, karena nantinya akan di bagikan ke saudara anak kecil atau tetangga sekitar. Tapi bagi sebagian kaum urban sangat bergengsi membagikan uang baru karena mempunyai nilai tersindiri yang mana sangat berarti dari pada uang lama yang lecek. Tapi yang penting nilai nominalnya kan? kalau saya meski di kasih uang lecek tapi nominalnya sejuta mau aja. Tapi masalahnya siapa yang mau ngasih saya? *aya aya wae*

Apakah kalian sudah menukarkan uang baru untuk dibagikan ke ponakan tercinta?


Copyright © arqu3fiq 2011

26 comments:

  1. wah makasih ya .... aku malah baru tahu soal penukaran uang baru yg di pinggir2 jalan. Rame juga ya bisnis ini di sana, apa ndak dilarang sama pak polisi ?

    terus terang beda sana , beda juga di sini. nggak tahu kenapa ya, uang2 Euro yg biasa aku belanjakan, di mana saja, kok dari dulu sampe skrg masih keliatan baru2 ya. Aku juarang sekali megang uang yg lusuh di sini, jadi setiap saat semuanya terlihat baru. Apa krn kualitas kertasnya .... atau sebab lain ya ? aku blom tahu, cuma heran saja kalau lagi mudik ke tanah air liat byk uang yg dah lusuh sekali.

    ReplyDelete
  2. Ely Meyer : Iya mbak jelas beda. Di Indo uang lecek masih laku sedangkan di Jerman sana pasti tidak laku ya. Secara nilai mata uang 1 EUR=12351.9 IDR (pada tgl 25 Agustus 2011)

    ReplyDelete
  3. lengkap banget penjelasannya fiq?
    hebat kamu... tapi hati-hati kalau mau tukar uang baru, takutnya di slipin uang palsu

    ReplyDelete
  4. nico : Hah...masak sih securang itu petugas bank nya?

    ReplyDelete
  5. iyaa bener, di surabaya emang banyak "calo" penukaran uang dengan komisi berkisar 10 - 20 ribu rupiah per bendel.

    tapi emang khasnya kan pake duit baru, dulu tahun lalu saya masih nukerin duit baru. taun ini nggak sempeet.. hahaha..

    biar lecek, kalo saya juga mau kalo dikasih duit. apalagi 100ribuan beberapa lembar. #plaak

    ReplyDelete
  6. @Gaphe : Tidak di Surabaya aja bro, tapi juga di kota-kota besar lainnya juga banyak. Gaphe mau uang lembaran 100ribuan? Hehehehe....

    ReplyDelete
  7. Said Arsyad : Masak sih kawan? padahal itu sudah lama loh dari tahun 2007-an.

    ReplyDelete
  8. hahah betul mas fiq, emang kebiasaan ini tiap taun ada ya.. km nukerin uang juga gak? :D

    ReplyDelete
  9. sibair : Iya saya sudah menukarkan uang baru di Bank.

    ReplyDelete
  10. wah surabaya punya :D
    saya biasa nukar uang di Tugu pahlawan *malahcurhat
    baru tahu kalau di tempat-tempat lain ada juga ;)

    ReplyDelete
  11. hati-hati riba. Mending tuker uang di bank aja

    ReplyDelete
  12. godeny : Iya kawan di Surabaya sudah tersebar banyak.

    sagung : Betul banget kawan, selain riba takut uang palsu. Kalau saya pasti menukar di bank.

    ReplyDelete
  13. Mantep Liputannya Bung. seharusnya Anda jadi Jurnalis Media, bukan blogger. Karena sudah saatnya Media cetak punya Wartawan yang berkualitas... :)

    ReplyDelete
  14. ooo saiia pikir klu kita gag nukerin uang ini dengan receh baru.. uang kita gag laku.. ee ternyata alasannya tuk lebaranan iia kang, angpao gtu ckckckck :( huehehehe...

    ReplyDelete
  15. saya baru tahu hal seperti ini mas :(

    ReplyDelete
  16. kalo mbaknya mau ngasi uang lecek 100ribu pasti gak akan saya tolak dah

    ReplyDelete
  17. berati itu 20000 biaya antrinya, ya..
    haha. .

    Itu uangnya dilambai - lambaikan, tinggal naik motor terus sabet, habis sudah. .

    ReplyDelete
  18. Sudah lebaran saja nih
    minal aidzin wal faidzin :)

    ReplyDelete
  19. @PanDe Baik : Terima kasih Bli Pande, saya jadi diri saya sendiri aja Bli, sudah ada banyak jurnalis yang lebih hebat di luar sana.

    @Belajar Photoshop : Iya bener kang, untuk angpao itu ceritanya.

    @Merliza : Iya Saudara merliza, terima kasih telah berkunjung.

    @rezKY p-RA-tama : Iya saya juga nggak mau nolak kalau di kasih uang ratusan ribu meskipun lecek. Hehehehe....terima kasih sudah berkunjung Kang rezKY.

    @wirasanubari : Kurang lebih begitu ceritanya.

    @Godeny : Iya selamat lebaran Kang.

    ReplyDelete
  20. lu pasti ikut2an jd calo yaaaaa? hahahaaa...

    ReplyDelete
  21. @Mila Said : Nggak lah...nggak punya duit Mil.

    ReplyDelete
  22. calo penukaran uang baru itu riba kalau caranya main potong nilai uang 10 ribu-20 ribu, dst

    agar tidak riba lebih baik mereka minta uang jasa, tapi uang yg ditukar tetap sama, yakni bila 100 ribu ditukar dengan 100 ribu pula bukan 90 ribu

    paham maksudku kan

    ReplyDelete
  23. @r10 : Iya paham kawan. Terima kasih infonya.

    ReplyDelete
  24. Masih keburu ga ya tuker uang skrg2, jjiiaaah XP

    ReplyDelete
  25. makasih gan buat penjelasanya,,,
    saya jadi paham,,

    ReplyDelete