Thursday, October 20, 2011

Tragedi Horor di Rumah Kuno

Ini cerita tentang sahabatku sebut saja Bayu (bukan nama sebenarnya demi menjaga nama baik supaya tidak malu, tapi ceritanya di ceritakan di blog konyol ini). Dia adalah anak yang pintar, baik hati, jujur, dan rajin menabung, denger-denger sekarang dia bisa beli rumah hasil dari rajin menabungnya. Ternyata pepatah itu benar adanya, Rajin Pangkal Pandai, Hemat Pangkal Kaya dia rajin semuanya jadi dia pandai dan kaya. Tidak seperti aku bodoh dan miskin, bodohnya sampai sekarang aku ndak bisa dapat BH Siswa eh Beasiswa ding *PLAK JITAK* -ngawur ngomonge-. Jangankan beasiswa ke Jepun lulus Nôuryôku Shiken[1] Level 2 aja nggak becus, trus miskinnya yaitu aku sampai sekarang belum bisa beli tablet android dan ganti ponselku yang jadul menjadi iPhone -ngayalnya berlebihan- . Dooh...malangnya nasibku.

Aku, Bayu, Anto dan Joko (sekali lagi semua nama tersamarkan dengan jelas) dulu sewaktu kuliah kami berempat selalu kumpul bareng di kampus seperti groupnya F4 -maksa baget- yang ada di TV dulu sewaktu jaya-jayanya di tahun itu.  Geli juga kalau mengingatnya sekarang, karena nggak ada mirip-miripnya sama sekali kayak group kinclong dari Taiwan tersebut. Yang ada malah aku sendiri yang kayak PRIMUS kepanjangan dari Pria Kumus-Kumus yaitu yang paling gosong diantara mereka dan kusam. Eh tapi lebih kerennya bisa dianggap kulitku lebih eksotis daripada teman-temanku yang lain..hahaha berusaha mensyukuri anugrah Tuhan.

Dari ke empat anak yang masih labil pemikirannya ini Bayu lah anak yang paling penakut. Sebenarnya aku juga penakut sih tapi gak separah dia. Waktu itu musim hujan di bulan Desember, biasanya kalau libur kami liburan ke Malang nginap dirumahnya Anto, secara rumah Anto sepi karena Bonyoknya[2] kerja di luar kota, jadi kita bebas ber huru-hara di rumah Anto seperti rumah sendiri tanpa sungkan dengan Bonyoknya Anto. Rumah Anto di daerah Sawojajar Malang Timur.

Pas tengah malam, hujan deras melanda kota Malang yang sangat dingin itu. Lebih dingin dari hari biasanya, sampai aku memakai pakain rangkap dua dan memakai selimut, tak lupa memakai kaos kaki juga. Kami tidur berempat di diruang tengah memakai kasur dari kamar di usung di depan TV. Meskipun kamar kosong ada empat tapi kami tidak suka tidur di dalam kamar. Lebih enak di ruang tengah sambil nonton TV, main kartu,  atau main PS. Setelah itu tertidur sendiri-sendiri karena kelelahan akibat bergadang.

Malam itu terasa mencekam tidak seperti biasanya, ditambah listrik padam mungkin gara-gara petir menyambar mengenai gardu listrik sehingga listrik sekitar padam dan rumah jadi gelap gulita menambah suasana horor dalam rumah gaya kuno ini. Entah apa yang telah dimakan Bayu tadi sore, sehingga perutnya berontak minta dikeluarkan pas enak-enaknya tidur nyenyak. Tapi kalau tidak dikeluarkan bisa membuat semua terbangun gara-gara ampas yang baunya tidak karu-karuan.

Bayu merengek-rengek minta diantar ke toilet layaknya anak kecil, karena tahu kalau lampu sedang padam.
"Anto...bangun, anterin gue ke toilet dung." rengek Bayu dengan manja.
"Heeemmm...haduh...apa sih...gue males ah dingin." jawab Anto sekenanya sambil mata terpejam.
Awalnya Bayu membangukan Anto untuk minta antar ke toilet secara Anto tuan rumahnya. Tapi Anto tidak mau. Mau membangunkan yang lainnya Bayu tidak tega, tapi apa boleh buat kalau tidak dibangunkan bisa-bisa "brok" disini. Akhirnya mau tidak mau aku muncul sebagai pahlawan bertopeng, Bayu membangunkan aku karena Bayu tahu kalau aku pasti mau mengantarnya, karena aku tidak bisaan kalau melihat teman minta bantuan pasti berusaha menolongnya.

Dengan pikiran setengah sadar, antara tidur dan bangun, fifty fifty lah, aku mengantarkan Bayu ke toilet dengan langkah gontai antara ikhlas dan nggak ikhlas. Nggak ikhlas nya terbangun tengah malam, ikhlasnya mengantar bayu (yeee...sama aja juga bohong, bilang aja nggak ikhlas gitu). Arrrrgh.....yang penting aku mengantar bayu ke toilet dengan perasaan mencekam, karena rumah gelap gulita. Bayangkan saudara-saudar, ini bukan rumah sendiri dan kita tidak tahu dimana letak senter atau lilin atau sejenisnya untuk penerangan sementara.

Akhirnya kita berinisiatif pergi ke dapur untuk mengeledah barang tersebut, akhirnya investigasi kami pun membuahkan hasil, kami menemukan lilin sepotong dan Bayu sudah tidak sabar ingin pergi ke toilet. Dari awal bangun tadi perasaanku sudah tidak enak, bulu kuduk ku merinding dengan susana gelap gulita di rumah yang besar dan kuno ini. Aku merasa mencium bau wangi-wangian yang jelas bukan bau pup si Bayu, indra penciumanku masih normal aku bisa membedakan bau wanginya jamban.

Namanya orang ketakutan pasti tidak nyaman berada sendirian di ruangan yang sempit dan gelap gulita. bayu tereak ngecek aku apakah masih ada apa tidak aku nungguin dia di depan toilet. Dasar mataku tidak bisa melek, ditambah suasana mencekam dan suhu dingin yang menusuk tulang, aku langsung tertidur lagi di tempat duduk yang ada di depan toilet dimana di depan toilet ada tempat duduk untuk bersantai membaca koran atau minum-minum kopi di pagi hari yang menghadap ke timur.

Dari hasil Bayu tereak-tereak percumah aku tidak mendengar karena aku sudah tertidur, spontan Bayu langsung reflek, tangan yang memegang gayung menyenggol lilin yang bersandar di bibir bak mandi, "clup..." bunyi lilin kecemplung bak mandi sekejap toilet menjadi gelap gulita. Bayu semakin was-was mendengar suara gemricik air di kamar mandi tepat di sebelah toilet. Bayu mengira itu ulahku, tapi tidak saudara-saudara aku tidak sejahil itu karena kalau berbuat jahil pasti menuai kejahilan yang lain.Trust me...It's Work. Jargon banget deh.

Bayu perlahan memanggil namaku dengan nada suara yang bergetar pertanda ketakutan, "ar...ar...? Lu di sebelah kan?...Eh bentar, Coba lu nyanyi gih, buat hibur gue...Apalah lagunya terserah lu, plis...!! gue udah ketakutan di sini". Aku yang sudahh tertidur lagi tidak mendengar ocehan bayu. Tiba-tiba sesuatu berkecamuk di dalam pikiran Bayu menjadi kenyataan. Bayu melihat sesuatu wujud putih entah beneran apa tidak sewaktu dia cerita dulu. Sejatinya kalau manusia sudah di titik takut stadium 4 pasti imajinasi yang ada dalam pikiran bisa direfleksikan ke dunia nyata. Entah itu benar apa adanya apa tidak. yang pasti seperti itu.

Bayu tereak sekencang-kencangnya "Hantu...Hantu..." keluar dari kamar mandi tanpa sadar kalau ritual buang ampas belum di sterilkan, tentunya nggak pake celana juga. Glek...Gak kebayang dech. Well...Spontan seisi rumah bangun semua mendengar teriakan Bayu, apa gerangan yang terjadi. Nafas bayu ngos-ngosan kayak lari muter lapangan rampal 100 kali. Keringat bercucuran mengalir deras suhu yangg tadinya dingin menusu tulang seperti panas membara membakar tubuh bagi Bayu. Anto yang tadinya malas bangun karena kedinginan, langsung bangun dan sadar kalau rumah gelap gulita. Joko yang tidurnya kayak kebo ikut terbangun lalu beriringan menuju ruang belakang, melihat apa yang terjadi gerangan.

"Ada apa Bay?" tanya Anto perlahan.
"A...a....ada hantu." jawab Bayu terbata-bata.
"Ah masak sih...mungkin hanya halusinasimu aja kali, udah ayo kembali tidur lagi. Dingin nih, mana mati lampu lagi."
"Iya beneran gue ngelihat sendiri penampakannya" bantah Bayu.
"Udah...ngak ada apa-apa ayo kita tidur lagi, capek nih." aku mengajak Bayu untuk segera kembali tidur lagi.
"Eh... tunggu dulu jek, tungguin aku bentar, aku belum cebok nih"
"Arrrgh.....cepetan gih"
Anto diam tidak menjelaskan permasalahan apa sebenarnya yang terjadi dengan rumah horor ini. Setelah usut punya usut ternyata rumah tersebut benar-benar horor adanya. Itu aku ketahui setelah selang seminggu kemudian Anto cerita ke aku apa yang terjadi sebenarnya dengan rumah kuno itu yang jarang di tempati oleh bonyoknya. Anto sengaja merahasiakan hal itu supaya teman-teman tidak takut sewaktu main kerumahnya. "Kalau kita tidak mengganggu, mereka juga tidak akan menggangu" kata Anto. What...The...Hell...tidak mengganggu tapi menunjukkan penampakan.

Terakhir yang aku tahu rumah itu sudah dijual entah sekarang rumah itu jadi apa, berubah menjadi bangunan seperti apa aku tidak tahu. Kejadian itu menjadi kenangan tersendiri buat kami berempat. Dan rumah itu turut serta menjadi bagian kenangan yang tak terlupakan. Kenangan buruk yang membuat adrenalinku terpacu. Semoga kejadian penamapakn hantu tidak terjadi padaku. Sesungguhnya aku juga takut dengan hal yang berbau mistis. Tetapi kita sebagai orang beriman harus tetap yakin dan percaya kalau kita hidup di dunia ini tidak sendiri. Allah hualam...


[1]. Nôuryôku Shiken adalah ujian kemampuan bahasa Jepang standar Internasional seperti TOEFL dalam bahasa Inggris. Di Nôuryôku Shiken mulai tahun 2010 ada 5 level tingkatan yang terdiri dari N1, N2, N3, N4, dan N5. N5 basic sampai menuju N1 Intermediate. Nôuryôku Shiken diselenggarakan serempak seluruh Dunia pada waktu yang telah ditentukan.

[2]. Bonyok adalah bahasa prokem yang berasal dari kata Bokap dan Nyokap disingkat menjadi Bonyok. Biasa digunakan dikalangan anak-anak muda Jakarta yang gaul habis. Dewasa ini bahasa itu sudah merambah keberbagai daerah sehingga sudah umum digunakan.

Copyright © arqu3fiq 2011


14 comments:

  1. jadi ngebayangin Bayu main Uji nyali.. :))

    ReplyDelete
  2. Kunjungan silaturahmi malam sahabat di sini...terima kasih telah berbagi ceritanya sahabat

    ReplyDelete
  3. hhehehe sobat penulis cerpen atau novel yang. pernahkah terpikir oleh sobat.. bener ane sangat menikmati artikel ini. dan kalau ane amati .sobat lebih enak nulis cerita yang ginian.. hehehe

    happy blogging

    ReplyDelete
  4. itu maksutnya penulis novel yang baik.hehehe maklum otak lebih cepat larinya darijari tangan.hehe salam

    ReplyDelete
  5. iya sob ceritanya serasa cerpen ,, apalagi dramatisirnya si bayu yg penakut,,,,hehe :)

    ReplyDelete
  6. Sueeer..tulisan begianian yang bikin orang "terpaksa" baca sampai akhir. Bikin penasaran sich...nice post and happy blogging!

    ReplyDelete
  7. hi hi hi, tapi bener juga sih kadang kalo udah ketakutan pada stadium 4 bak sampah juga bisa jadi keliat 'orang jongkok' hi hi hi

    ReplyDelete
  8. perasaan takut justru membuat orang membayangkan hal-hal aneh...

    ReplyDelete
  9. nau dong dapaet tips lolos Nôuryôku Shiken.. Nggak nyambung blas...

    hehehe...saya tertarik sekali sama bahas jepang soalnya

    ReplyDelete
  10. waaa serem amat...
    si bayu pasti udah gak mau main ke rumah si anto lagi ya abis itu. hahaha

    ReplyDelete
  11. wah serem. tapi nama samarannya kok sama dengan saya yah. hihihi

    ReplyDelete