Thursday, March 22, 2012

Ancaman Global Warming Terhadap Terumbu Karang



Dapatkah Terumbu Karang beradaptasi dengan Pemanasan Global?

Terumbu karang adalah salah satu ekosistem yang paling sangat terancam oleh dampak pemanasan global. Namun ada bukti baru yang telah muncul dengan harapan bahwa beberapa jenis karang mungkin dapat beradaptasi dengan lautan hangat.[1]

Acropora

D
alam sebuah penelitian yang telah di terbitkan oleh PLoS One[2], berupa jurnal yang di keluarkan oleh tim Internasional, melaporkan bahwa penelitian terhadap populasi karang yang selamat dari pemutihan besar-besaran pada tahun 2010 di wilayah perairan Asia Tenggara. Sebelumnya di wilayah tersebut mengalami pemutihan parah selama tahun 1998.

Tim ini menganalisa apa yang telah terjadi di tiga lokasi selama tahun 2010 dan menemukan bahwa karang yang ada di Indonesia bisa beradaptasi dengan suhu laut yang lebih tinggi dengan caranya yang khas. Seperti pada karang staghorn[3] spesies ini tumbuh dengan cepat pada cabangnya. Tapi pada situs yang di pantau di Singapura dan Malaysia, telah ditemukan bahwa koloni karang Acropora[4] rentan berkembang, padahal kelihatannya sehat dan sepenuhnya berpigmen, sementara sebagian besar koloni karang sudah memutih.

"Peristiwa memutihnya karang yang disebabkan oleh gangguan dalam hubungan antar hewan karang dan simbiosis antar alga, sangat berkorelasi dengan suhu laut yang luar biasa tinggi. Ini telah menyebabkan degradasi terumbu karang yang tersebar luas dalam beberapa dekade terakhir." menurut penulis Dr. James Guest yang telah bergabung di pusat penelitian UNSW Center di bidang Marine Bio-inovation[5] dan pusat penelitian Advanced Environmental Biotechnology Centre di Universitas Tecnological Nanyang Singapura.

Staghorn

Tingkat keparahan pada peristiwa ini bervariasi tetapi sampai sekarang kami telah melihat satu kecenderungan yang konsisten : beberapa jenis karang cenderung lebih tahan terhadap proses pemutihan dari pada karang yang lainnya. Hal ini disebabkan bahwa karang yang keras lambat tumbuhnya akan digantikan oleh karang yang cepat tumbuhnya sehingga spesies karang tumbuh bercabang pada terumbu karang.

Akan tetapi selama tahun 2010 kerentanan spesies pada tingkatan normal terbalik di beberapa tempat. Koral di lokasi penelitian kami di Pulau Weh, Sumatera Indonesia mengikuti pola yang biasa, sekitar 90% dari koloni spesies karang tumbuh dengan cepat lalu kemudian mati. Tapi pola tersebut kebalikan dari penelitian kami di Singapura dan Malaysia. Meskipun data suhu laut menunjukkan bahwa besarnya tekanan panas sama pada semua tempat. Ini menunjukkan bahwa bekas panas dari tempat-tempat tersebut mungkin telah memainkan peran penting dalam menentukan tingkat keparahan pemutihan di tahun 2010.

Pocillopora

Ketika kita melihat data dari temperatur permukaan air laut dan catatan pemutihan karang pada masa lalu kami menemukan bahwa lokasi yang memiliki tingkatan kerentanan dan pemutihan yang terjadi berbanding terbalik. Pada tahun 2010 pemutihan karang tidak terlalu parah. Sebaliknya, tempat yang memiliki tingkatan pemutihan normal tingkat pemutihannya sangat parah di tahun 1998.

Oleh karena itu populasi koral yang memutih selama pemanasan pada tahun 1998 telah menyesuaikan diri terhadap tekanan panas. Ini sangat kontroversial sekali karena banyak ilmuwan percaya bahwa karang telah kehabisan kapasitasnya untuk beradaptasi dengan tekanan panas.

Sementara hasil ini sangat menggembirakan, menurut Dr. James, ancaman global warming itu tidak berarti akan mengurangi populasi terumbu karang. Sepertinya ini telah menjadi batasan untuk beradaptasi terhadap suhu panas dan penyesuaian diri terhadap iklim, mungkin juga diperlukan biaya lain untuk perawatan karang. Selain itu, terumbu karang terus terancam oleh penangkapan ikan secara besar-besaran, polusi air, penyakit dan pengasaman air laut.

Hasil penelitian yang dilakukan ini menunjukkan, bahwa, bagaimanapun  efek pemutihan karang tidak akan sama di beberapa tempat seperti yang diperkirakan sebelumnya dan laju pertumbuhan cabang karang seperti Acropora dan Pocillopora[6] kemungkinan tidak sama di beberapa lokasi meskipun terjadi peristiwa peningkatan dalam frekuensi tekanan panas.

References :


[1]. http://newsroom.unsw.edu.au/
[2]. http://www.plosone.org/article
[3]. Staghorn adalah karang batu bercabang dengan cabang silinder. http://en.wikipedia.org/wiki/Staghorn_coral
[4]. Acropora adalah salah satu terumbu karang utama yang bertanggung jawab untuk membangun karbonat kalsium ber-substruktur besar yang mendukung karang lainnya. http://en.wikipedia.org/wiki/Acropora
[5]. http://www.cmb.unsw.edu.au/
[6]. Pocillopora atau biasa di sebut kembang kol atau karang kuas hidup berkoloni membentuk kubah atau bercabang, dan warnanya sangat bervariasi sesuai dengan jenis spesies dan kondisi lingkungan. http://en.wikipedia.org/wiki/Pocillopora



24 comments:

  1. Wah saya mah ngga ngerti sama yang beginian.. heheee

    ReplyDelete
  2. tapi tetap prihatin sama yg suka nangkap ikan pakai bom..karang jadi hancur

    *tentang komen di artikel manusia terbang seprti burung:

    perasaan aku ga pernah hapus komen punya mas, demikian pula di entri2 yg lain aku ga pernah hapus komen punya mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mereka tidak tahu efeknya bisa merusak populasi terumbu karang.

      *oke mungkin koneksi saya yang lemot, jadi belum masuk komen-nya.

      Terima kasih.

      Delete
  3. jadi pengen diving di lombok, >_< muantabb,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah sama kayak saya, lihat laut jadi kepingin diving dan main di pantai. Semoga bisa kesampaian ya. Terima kasih.

      Delete
    2. kebetulan udah punya koneksi orang lombok, alias teman saya sendiri :D

      Delete
    3. Wah...hebat tuh, tinggal berangkat saja ke lombok. Nunggu pas liburan yang tepat. Boleh ikut ndak? Hehehe...

      Delete
  4. tapi klu terus dibom dan dicuri untuk dijual maka lama kelamaan karang akan habis

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup betul sekali, mereka pencuri harta lautan tidak menyadari akan terjadi kerusakan ekosistem biota laut.

      Delete
  5. wah kurang tau ya mas...
    semoga para pecinta diving atau snorkling khusunya bisa mengerti dan menjaganya...
    :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kawan, saya sendiri juga kurang mengerti tapi dengan belajar bersama lewat internet kita bisa mengerti dan tahu semuanya. Terima kasih kawan.

      Delete
  6. Terumbu karang dan beberapa 'permata' yang ada didalam laut indonesia indahnya kebangetan, harus dijaga B))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul itu kawan. Kekayaan laut Indonesia harus di jaga dan di pelihara. Terima kasih kawan.

      Delete
  7. belum pernah diving liat terumbu karang secara langsung..
    jadi ga bisa melihat perkembangannya..heee
    malah kepikiran pengen diving..hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah...ayo blog anosmile liburan ke pantai. Biar bisa diving. Hehehee...Terima kasih kawan.

      Delete
  8. mereka mereka penangkap ikan dengan bom tidak memikirkan itu, padahal ikan ikan itu juga penghasilan mereka... kalau terumbu karang menipis bagaimana dengan ikannya dan penghasilannya sendiri ya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul banget kawan. Akan terjadi simbiosis mutualisme kan. maka dari itu jangan di rusak sumber kekayaan laut. Terima kasih kawan.

      Delete
  9. ngono kuwi nyakot gak nek didemek?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak nyakot koq Ndop, Ayo ndang di demek. Hehehe...Matur Suwon ya Bro.

      Delete
  10. Terumbu karaaaaaaanggg...!!!!!

    *jadi pengen menyelam...*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo...nyelam di laut. Hehehehe....

      Delete
  11. kalo nggak salah terumbu karang juga bisa sebagai pengendali pemanasan global, terutama alganya,,,

    Kota Nanas itu Subang :D

    ReplyDelete
  12. wah, keren ya trumbu karang'a..
    sayang ya klo trumbu karang'a smp punah..
    rusak deh ekosistem *sok ngerti* :D

    ReplyDelete