Saturday, February 2, 2008

Lost In Lapindo Mud

Pagi jam 4 pas, aku terbangun karena alaram yang aku set tadi malam berbunyi. Hari ini aku di ajak Titin ke Malang mangkanya aku harus bangun pagi-pagi karena harus berangkat tepat jam 6 dari rumah Titin.

Aku sampai di rumah Titin jam 5. Aku datang bersamaan dengan Bambang sopir dari kantor Titin. Tidak lama juga di rumah Titin karena sang surya sudah menampakkan diri. Lalu kami bertiga langsung meluncur ke kantor IMC untuk mengambil barang yang untuk di bawa ke malang. Setelah itu kami menjemput mbak Astrid orang terpenting dalam lawatannya ke Malang ini. Mbak Astrid tuh "senpai" aku. Tinggal 1 orang lagi yang belum di jemput yaitu Ruly yang bermarkas di Tenggilis.

Lengkap sudah 5 orang yang berangkat ke Malang itu, kami langsung menuju Universitas Kanjuruhan Malang, menghadiri undangan "Bunkasai". Cukup bingung juga kami mencari Universitas tersebut, pasalnya kami berlima bingung dengan jalanan Kota Apel itu. Kami berusaha bertanya kesana-kemari dan akhirnya kami menemukannya juga.

Kami sampai pukul 8:30 dan acara segera di mulai. Kemudian kami segera menurunkan barang-barang untuk acara "bunkasai" tersebut. Acara berlangsung sampai jam 2 siang, tidak begitu meriah seperti yang aku harapkan. Kemudian kami ber 5 sepakat mencari makan di Matahari Mall. Lalu meluncurlah kami ber 5 ke Matahari Mall yang kami tuju. Lagi-lagi kesasar yang kami dapati, aku yang sebagai juru kuncinya tak luput juga dari kebingungan yang menimpaku. Padahal itu Matahari sudah ada di hadapan mata, tapi saat belok kiri Matahari masih 2 blok lagi. Akhirnya kami menyetrika jalan menuju Matahari hingga 2 kali. Oh...Dasar, 5 orang yang katrox tidak tahu jalan.

Capek juga kakiku mengukur luas Matahari sampai-sampai tidak kuat lagi untuk melangkah. Aku bersama Bambang memutuskan kembali ke Mobil untuk istirahat sambil menunggu cewek-cewek para penggila belanja.

Jam 5 sore kami kembali ke Surabaya dengan wajah-wajah yang tidak segar lagi, tak sesegar sewaktu berangkat tadi pagi. Ditambah cuaca hujan lebat dengan sangat hebatnya.

Yang paling hebat dari segala puncak kehebatan yang kami alami adalah kami tersesat di pedalaman tanggulangin. Pasalnya jalan tol di tutup karena tanggul jebol seiring hujan lebat yang menerpa. Kami seperti berada di hutan belantara. Lebih lucu lagi mbak Astrid bilang seperti di Jurasic Park. Bener-bener tidak tahu arah, mana timur,barat,utara dan selatan, sangat gelap sekali. Setelah bertanya kepada salah satu warga sekitar kami berhasil lolos dari cengkraman maut. Waktu kami tersesat ada satu mobil karimun di belakang sedang mengikuti kami. Dikiranya kami tahu jalan menuju surga. Tapi apa? Kami sama-sama tersesat dalam kubangan lumpur lapindo. Gara-gara LAPINDO para gengguna jalan khususnya Surabaya-Malang jadi terlantar, terkatung-katung mencari jalan kebenaran yang akan membawa ke tempat tujuan masing-masing.

Kami tiba di Surabaya dengan selamat. Mampir ke UNITOMO menaruh barang untuk acara "bunkasai" di kampus UNITOMO dan menurunkan mbak Astrid coz sudah di jemput sang Pangeran. Tinggal bertiga, kami langsung meluncur ke rumah Titin untuk mengambil motorku. Tiba di rumah Titin jam 9 malam. Hujan masih mengguyur kota Surabaya. Kami ngobrol-ngobrol sebentar. Jam sudah menunjukkan pukul 10:30 hujan belum juga reda, mau tidak mau aku harus pulang ke Wiyung. Pulang dengan berbasah-basah ria sambil menahan kantuk yang sangat berat sekali.

Tiba di Wiyung jam 11 malam. Aku segera menuju tempat membersihkan badan, segar sekali rasanya. Badan bersih tidur pun nyenyak. Good night Rofiq, have a nice dream.

No comments:

Post a Comment